Remington & Colt
Ingatan seperti selongsong peluru dalam sebuah pistol. Kita memilih memfungsikan ingatan tergantung karakter kita. Tubuh, indera, yang dipengaruhi oleh otak kita, mengingat sejauh mana otak kita memberi sinyal.
Ada yang menjadikan neuron otaknya seperti Derringers, pistol yang digunakan oleh John Wilkes Booth untuk membunuh Abraham Lincoln. Satu barrel untuk satu tujuan, tidak ada kesempatan lain. Put all the bets.
Gagal dalam suatu aksi, akan menimbulkan frustasi. Ingatan bercokol hanya pada detik-detik kegagalan. Membuat kita lebih terfokus dimanakah letak kesalahan kita, betapa pentingnya hal itu, memang hal ini tidak mudah.
Makanya ada juga yang menyediakan rencana cadangan bila rencana A gagal, ditindaklanjuti dengan rencana B, itulah bagaimana Revolving pistol digunakan. Tidak perlu khawatir, bahkan polisi menggunakannya. Dengan pengaman pelatuk, dan keenam barrel-nya, jarang ada rentetan aksi yang gagal.
Sejauh ini rencana cadangan berhasil untuk mereka yang bersiap-siap gagal karena ketidakyakinan yang terpusat pada diri sendiri. Ingatan akan kegagalan, yang mungkin tiga sampai empat kali, dihibur oleh kesuksesan tembakan kelima dan keenam. Tepat sasaran! Yang penting hasil akhir.
Ingatan tergantikan; proyek yang kacau, deadline yang tak tercapai, keluarga yang berantakan, hubungan yang tidak sehat, semua tergeser.
Kita semua bisa memilih, tetapi bagaimana dengan probabilitas saat mencurahkan fokus dan usaha seratus persen, kita tidak bersiap untuk gagal? Kebulatan sikap semacam itu yang menjadikan kita pemenang. Bahkan ketika kita kalah, mental kita tetap bisa menjadikan kita juara.
Mungkin tidak untuk pertandingan yang satu itu, tapi untuk menjadikan kita juara dalam menjalani hidup, mengalahkan keterpurukan diri, bahwa kita adalah manusia yang pantas menentukan diri kita sendiri.
@ room, 23 Februari 2012
No comments:
Post a Comment